Lanjutan dari
kisah sebelumnya. Jadi setelah kami sampai di hotel, bagaimana caranya kami bisa numpang?
Di hotel itu untuk bisa naik lift dan masuk ke kamar harus pake kartu dengan kapasitas maksimal kamar 2 orang. Karena kami posisi bertiga maka kami masuk berdua dulu, satu nunggu di bawah. Setelah masuk kamar baru satu lagi jemput ke bawah buat berdua naik lift.
Dan ini diulangi juga ketika dua orang terakhir sampai hotel. Dan akhirnya satu kamar dipake buat berlima.
Langsung ngrampok air anget pula.
Astaghfirullah, penjahat banget ya? Maafkan kami, saat itu. hahaha.
Hari 2
Hari berikutnya jalan-jalan di Singapura berjalan normal seperti wisatawan-wisatawan normal lainnya.
Diawali dengan sarapan murtabak kemudian naik MRT dari Bugis ke Downtown, Esplanade kawasan Merlion, Marina Bay hingga Gardens by The Bay.
|
Perbatasan Singapura - Malaysia |
|
Capek mz? haha |
|
Larkin Sentral |
Ternyata Larkin Sentral itu mirip terminal bus di Jakarta pemirsa, bedanya cuma kualitas bisnya lebih bagus sama terminalnya lebih bersih. Ini pertama kalinya saya naik bus yang formasi kursinya 2-1, padahal bukan kelas eksekutif. Lagi-lagi pertama kali, ndeso tenan ya? Biarlah, haha.
Ini kapan Indonesia bisa kayak gini coba? pfft.
Sampai di Melaka, kami mencoba untuk menuju ke Jonker Street dengan jalan kaki, yang ternyata ndak ketemu, akhirnya kami menyerah dan memutuskan untuk naik teksi. Dan ternyata emang masih jauh. Fyi, teksi di Malaysia konon katanya lebih malah jika menggunakan argo lho, aneh ya? haha.
Oiya, Jonker Street itu kayak Braganya Bandung, pas malam hari ada semacam culinary night juga, bedanya di sana makanannya belum tentu halal. Maka dari itu, untuk antisipasi kami cuma bisa jajan kentang goreng.
Setelah muter-muter nyari penginapan yang harganya pas di dompet dan ga ketemu-ketemu, padahal udah capek banget, akhirnya kami diantarkan sama salah satu pemilik penginapan ke hostel yang sekamar bisa berbanyakan, yang punya orang India.
Tetep pake drama ya? haha.
Masih ada cerita selanjutnya, tunggu part 3 nya, heheu.
@ariffsetiawan