Quantcast
Channel: A Train of Thought
Viewing all articles
Browse latest Browse all 302

Pendakian Gunung Prau 2565 MDPL

$
0
0

Pemandangan yang sangat khas di Gunung Prau, yaitu bisa melihat Gunung Sindoro dan Sumbing dari bukit teletubbies.

Bulan September tahun 2014 lalu, saya dan teman-teman menyempatkan untuk melakukan perjalanan ke daerah Wonosobo (lagi). Kali ini kami akan melakukan pendakian ke Gunung Prau.

Dan lagi-lagi di perjalanan ini terdapat drama perjalanan yang lumayan epic sekaligus sedikit bikin kesel (yang nungguin), haha. Jadi ceritanya ada yang berangkat dari Bandung dan Jakarta. Yang dari Bandung udah sampai di Terminal Mendolo sejak subuh, saya dari Bandung ke Purworejo dulu buat jemput adik saya. Oiya ini perjalanan pertama saya naik gunung bareng adik. Sampai di Terminal Mendolo sekitar jam 8 pagi. Nah, yang dari Jakarta ini terpisah jadi 2, yang satu dari Lebak Bulus, yang satunya dari Rawamangun. Yang dari Lebak Bulus dateng sekitar jam 10 pagi dan yang dari Rawamangun baru nyampe sekitar jam 2 siang karena bisnya malah lewat Kebumen dulu, yang kemudian mereka turun Prembun dan sambung bis kecil ke Wonosobo via Wadaslintang. Padahal rencana mau nanjak siang hari. Ya sudahlah, haha.

Dari Terminal Mendolo kami menuju Basecamp Gunung Prau dengan carter angkot ke arah Dieng (tanya aja sopirnya, biasanya udah hafal). Setelah mengisi daftar pendakian dan mendapatkan peta, kami sempatkan buat mengisi perut terlebih dahulu.


Di Depan Basecamp

Peta Gunung Prau

Setelah siap, kami langsung memulai pendakian. Perjalanan awal hingga Pos 1 Sikut Dewo melewati pemukiman dan perkebunan warga. Jalan berupa jalan bebatuan. Dari Pos 1 ke Pos 2 Canggal Walangan jalanan sudah jalan tanah yang mulai menyempit dan berdebu.

Menuju Pos 1 Sikut Dewo

Menuju Pos 2 Canggal Walangan

Pos 2 Canggal Walangan

Jarak dari Pos 1 ke Pos 2 lumayan dekat, sehingga kami istirahat langsung di Pos 2. Dari Pos 2 menuju Pos 3 Cacingan jalan mulai menanjak dengan kemiringan yang lumayan. Kami juga cuma istirahat sebentar di sini, kemudian langsung melanjutkan perjalanan ke Pos 4 Pelawangan. Dan ternyata tidak ada jalanan datar lagi hingga puncak, haha. Tapi satu yang pasti bikin semangat, kami mendaki ditemani oleh sunset dan awan-awan yang sudah mulai berada di bawah kami.

Menuju Pos 3 Cacingan

Menuju Pos 4 Pelawangan

Jalan menanjak dan berdebu

Lihat apa mas?

Owh.. lihat ini 

Singkat cerita, kami sampai puncak sudah mulai petang dan langsung mendirikan tenda. Puncak Gunung Prau ini sangat luas jadi bisa menampung puluhan tenda.

Setelah tenda siap, seperti biasa kami langsung persiapan masak-masak, karena sudah pasti kelaparan juga. Setelah beres makan, kami sempat main UNO dulu buat menghabiskan waktu dan ketika suhu udara sudah mulai dingin-dingannya di situlah saatnya buat tidur, haha. Dan di saat itulah Fahmy yang emang fotografer bangun buat hunting foto di malam hari, yang lainnya mah lanjut tidur, haha.

Selamat Malam
Paginya? You will have one of the best sunrise you ever see. Emang juaralah sunrise di daerah Dieng mah. Mau foto pose apapun juga jadi bagus.

Selamat Pagi

Bebaslah mau pose apa juga, haha

Sunrise Hunter

The F30

Damai Indonesia

Masih sempet bawa toga :))

Bukit Teletubbies
Setelah puas menikmati sunrise di sini hingga berasa panasnya, kami langsung bersiap untuk bergegas turun gunung. Di saat turun gunung inilah ada satu suguhan pemandangan yang menarik lagi, yaitu Telaga Warna yang sangat menarik perhatian, subhanallah.

Puncak Prau 2565 MDPL
Telaga Warna
Dan seperti biasa pula, track tersulit ketika turun gunung adalah di penghujung perjalanan yang berupa jalan bebatuan, karena kaki sudah mulai lelah dan jari-jarinya berbenturan dengan sepatu atau kulit kaki yang mulai lecet bergesekan dengan tali sandal.

Sampai di Basecamp, kami langsung lapor dan kembali menuju Wonosobo dengan bis kecil. Sampai di Wonosobo jika masih ada waktu pastikan kalian mencoba Mie Ongklok dan Es Carica karena rasanya bakal jadi enak banget setelah naik gunung, beuh!

Terima kasih Prau, Dieng, Wonosobo, sampai jumpa di lain kesempatan.

Thanks for reading.

“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” – Henry Miller


@ariffsetiawan


Viewing all articles
Browse latest Browse all 302