Ini postingan juga udah terlalu lama bersemayam di draft, hehe. Harusnya si lanjutan dari postingan Gunung Kidul sebelumnya. Tapi gapapa, lanjutkan saja :D.
Hari Kedua Gunung Kidul Trip
Pagi itu dimulai dengan sarapan gudeg di pinggir jalan Malioboro yang bisa dikatakan ga murah + teh panas yang belum bisa diminum sesegera mungkin (padahal pengene gek ndang medang). Setelah itu, dilanjutkan naik Trans Jogja dari Malioboro, menyusuri Pojok Beteng Kulon dan Wetan hingga sampai di Giwangan. Di sana, sudah berjajar bus-bus kecil yang siap berangkat mengantarkan penumpang ke berbagai daerah, termasuk ke Wonosari.
Setelah nge-time bentar, bus langsung berangkat menuju Wonosari. Di sisi lain sudah ada rombongan teman dari Bandung yang lainnya, yang sudah menunggu dan sampai terlebih dahulu di sana. ( +ian agustiawan , +Riezan Syauqi Fanhas , +Yudhi Nugroho Adi , +Adi Ferdian , +setiyo wdt , +zulfah trimiarsih , +ika ari ). Perjalanan sekitar hampir 2 jam, kami tiba di Wonosari dan sudah disambut teman-teman dan angkot sewaan :9. Memang nyewa angkot adalah pilihan terbaik jika ingin jalan-jalan di Gunung Kidul, terutama jika temennya banyak.
Setelah berbenah dan bersiap, kami langsung menuju pantai! Ya, apalagi yang kami cari selain tempat yang pasti awesome seperti itu dengan jauh-jauh meninggalkan Bandung :D. Ada beberapa pantai yang bakal kami kunjungi. Menuju pantai pertama, kami sempat mampir untuk membeli cream soup dan mencari pisau. Selain itu, juga ada tragedi tas carrier saya jatuh dari atas angkot, power bank baru saya ikut jatuh dan tidak bisa digunakan seketika (._.). Skip, cerita sedihnya.
Pantai pertama adalah Pantai Ngobaran. Pantai yang khas dengan pura ini ternyata ada 2 spot bagus, di bawah deket pura dan di atas bukit.
@yudhiadi, @ikaariw_, @ariffsetiawan, @riezan_, @vazulfah |
Pantai Ngobaran |
Pantai kedua adalah Pantai Drini. Pantainya sepi, tapi banyak nelayannya di sini, niatnya pengen beli ikan buat makan malam, tapi ternyata lagi ga musim ikan. Di sini, sampai ga ada foto-foto gegara anak-anaknya sibuk. Sibuk beli ikan, pesen makan dan sholat dulu. Mungkin juga udah mulai dleweran keringet karena lumayan panas.
Pantai ketiga adalah Pantai Siung. Pantai yang banyak lumutnya dan cukup luas tempatnya buat bermain dan belajar, haha. Salah satu spot yang bagus buat foto ternyata adalah spot yang diklaim berbahaya, terbukti ketika kami ke sana, ada lifeguard yang memarahi melarang buat berlama-lama di sana. Satu hal lucu untuk menuju pantai ini adalah angkotnya sampai ga kuat buat nanjak, alhasil salah satu dan salah banyak dari kami harus turun dari angkot.
Panorama Pantai Siung |
Cover Album Siung |
Menuju Tempat Bermain |
Pantai keempat adalah Pantai Indrayanti. Di sinilah titik perpisahan kami dengan si bapak angkot, karena sudah mulai sore juga. Kami harus segera berjalan kaki dan mencari tempat buat camp. Pantai ini termasuk sudah rame karena sudah seperti tempat wisata dan banyak banget pedagang, tempat parkir dan mobil-mobil yang ada di sana. Kami berjalan menyusuri pantai sambil dilihat orang, mungkin karena kami membawa barang segede gaban semua :D
Panorama Pantai Indrayanti |
Menyusuri Pantai |
Setelah menyusuri beberapa pantai dengan berjalan kaki (lupa pantai apa aja), akhirnya kami sampai ke tempat yang kira-kira cocok buat camping. Awalnya tidak tahu nama pantainya, dan ternyata pantai ini adalah Pantai Goa Watu Lawang (ish, ra terkenal babar blas).
Panorama Pantai Goa Watu Lawang |
Sunset |
Setelah istirahat sejenak, kami langsung mendirikan tenda. Ya, tapi ga semudah yang diperkirakan, kami harus berpindah tempat dua kali karena pertimbangan air pasang, sedangkan hari sudah mulai gelap. Tapi akhirnya bisa juga, walaupun jadinya agak ngasal. Malamnya, kami habiskan untuk memasak, makan seadanya, ngobrol ngalor-ngidul, main uno, nyanyi-nyanyi, dst. Sambil ditemani suara ombak yang tak pernah lelah. Mungkin bagian mandi pakai air kolam ikan ga usah diceritain kali ya (lha ini apa, hahaha).
Hari Ketiga Gunung Kidul Trip
Paginya, beberapa beraktivitas masing-masing. Ada yang main ke pantai, foto-foto, bermalas-malasan di deket tenda, bantu ibu-ibu nyari, hmm.. (nyari apa si? ga tau malah saya). Saya? Nyiapin kompor buat sarapan cream soup :)). Jarang-jaranglah bangun pagi di pantai, dan selanjutnya sarapan dengan nikmatnya, mungkin pagi ini adalah salah satu best moment dalam perjalanan ini. Udara yang segar bisa sedikit menjadi selingan paru-paru anak Bandung ini.
Sunrise |
@ariffsetiawan, @yudhiadi, @kungfuhugo, @adiferd |
nah, ini nyari apa si? |
Setelah puas bermain di pagi hari, kami beberes dan kembali menuju Pantai Indrayanti untuk sarapan dan mandi sambil menunggu jemputan si bapak angkot.
Kami langsung menuju ke tujuan berikutnya, yaitu Goa Kalisuci, buat cave tubing. Perjalanan berjalan lancar, apalagi angkotnya langsung di service dulu katanya, haha. Walaupun jalanan ke tempat ini masih tergolong jelek, dan tempat eisatanya juga masih dalam tahap akan dibangun. Berhubung hari jumat, kami jumatan dulu di masjid terdekat. Setelah itu barulah kami bersiap untuk menyusuri goa.
Salah satu hal menarik dari Goa Kalisuci adalah di akhir jalurnya kami harus naik tangga yang lumayan terjal, panjang dan licin, apalagi musim hujan waktu itu. Selain itu, dapet mie rebus + teh manis refill juga :D.
Satu keberuntungan di hari itu adalah kami dapat tempat menginap di rumah yang baru jadi, tetangga dari bapak supir angkot. Ini juga mungkin best moment perjalanan ini. Jadinya kami bisa istirahat dengan nyaman. Sampai di rumah itu, beberapa dari langsung terkapar, mungkin emang kecapekan gara-gara main air dan jalan kaki di hari sebelumnya. Untungnya cewek-cewek masih bertahan dan masih sempet bikin spaghetti buat makan malem. Thx berat yg ini ya.
Hari Keempat Gunung Kidul Trip
Hari terakhir dan berarti kami harus berpisah dengan kota Wonosari dan sekitarnya. Pagi hari kami awali dengan sarapan mie goreng, dilanjutkan antri mandi (pake acara ada air mati), dan beberes barang-barang buat balik ke Bandung. Dilanjutkan dengan makan padang di deket bunderan Wonosari dan langsung menuju Jogja dengan angkot carteran tadi. Sampai di Jogja, mampir dulu di toko bakpia, dan menuju Stasiun Lempuyangan untuk naik kereta Pasundan siang tujuan akhir Kiaracondong.
Wonosari |
Stasiun Lempuyangan |
Jam 12 tepat kereta bertolak dari Lempuyangan. 9 jam kemudian sudah sampai di Kiaracondong, tapi perjalanan tidak berlalu begitu saja. Karena kami bertemu dengan bencong di kereta, damn! :)))
Selain itu, juga sambil main uno selama perjalanan, seperti ini hasilnya, hahaha.
Tidak selesai sampai disitu, di Kiaracondong kami masih harus mencari carteran angkot buat kembali ke Dayeuhkolot. Tapi alhamdulillah akhirnya dapet, kalo ga salah dalam kondisi hujan waktu itu dan kami sampai di kosan masing-masing sekitar tengah malam.
Mungkin seperti itu rangkuman lanjutan perjalanan ke Gunung Kidul bersama teman-teman seperjuangan. Pokoknya perjalanan seperti ini ga bakal bisa dilupakan, dan mungkin hanya akan terjadi seumur hidup sekali. Terima kasih banyak teman. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.
Satu kalimat dari Helen Keller yang saya suka untuk menutup postingan kali ini.
So long as the memory of certain beloved friends lives in my heart, I shall say that life is good.